Berada di acara pernikahanmu
sendiri membuatmu merasa seperti di alam mimpi atau dunia lain. Seperti
misalnya, Wah! Itu teman kuliahku! Dan itu pamanku! Lalu itu teman
sepermainanku yang paling karib! Atau, Luar biasa, akhirnya aku mengenakan baju
pengantin.
Tapi . . .
Pada saat itu kamu akan mengerti
bagaimana teori relativitas waktu bekerja. Kamu ingin waktu melambat agar
keceriaan setiap orang bertahan lama. Jika bisa, kamu ingin menghentikan waktu
dan momen bahagia itu akan terus kamu rasakan hingga akhir hayat. Dan teori ini
juga Seperti dua sisi mata uang, pernikahan juga memiliki dua sisi yang
berlawanan. Ada sisi menyenangkan dan menyedihkan. Setelah kemudahan, ada
kesulitan. Pun sebaliknya, setelah kesulitan ada kemudahan.
Kamu merasa sayang jika
senyum-senyum yang mengembang terpaksa harus dicabut dari wajah para hadirin.
Namun, tubuhmu tidak bisa dibohongi. Kaki, tangan, pundak mulai pegal. Mereka
butuh istirahat. Kamu pun merasa ingin waktu segera berakhir sehingga kamu bisa
rebahan menyelonjorkan kaki. Waktu menjadi lentur hari itu. Satu jam terasa
seperti satu menit. Satu menit terasa seperti satu jam. Detik-detik pertemuan
itu terasa menegangkan. Rasa rindu telah mengisi seluruh hatimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar