1. Saat menikah, hidupmu bukan lagi milikmu sendiri, maka dewasalah
Wajib bin kudu kamu harus menjadi orang yang bersikap dewasa dalam setiap kesempatan. Tidak ada lagi sikap kekanak-kanakan karena sekarang saatnya kamu memposisikan diri sebagai pengelola rumah tangga, entah sebagai suami, istri, kepala rumah tangga, ibu rumah tangga, atau orang tua.
Ada beberapa sikap dewasa yang seharusnya melekat pada dirimu. Pertama, emosi yang stabil. Mereka yang berusia muda cenderung memiliki tingkat emosi yang tinggi seperti mudah menangis, marah, hingga memukul. Berbeda halnya dengan mereka yang berusia matang.
Mereka akan lebih mudah introspeksi diri. Melalui orang-orang itulah sebaiknya kamu belajar mengontrol emosi, tentang bagaimana mengatasi kecenderungan amarah, sikap lapang dada untuk meminta maaf, mengurangi ego diri yang besar, dan sifat-sifat dewasa lainnnya.
Kedua, komunikasi. Ketika kamu merasa kesal atau tidak suka dengan tindakan pasangan, katakan dengan bijaksana dan bahasa yang lembut. Bicaralah dengan nada rendah dan hindari mengkritik. Kalaupun terpaksa harus ada kritikan, tetap sampaikan dengan bahasa yang halus agar tidak melukai hati. Selain itu, kamu juga jangan mengabaikan apa yang sedang dikatakan pasangan. Cobalah menjadi pendengar yang baik.
Ketiga, saling memahami, menghormati, dan menyayangi. Menikah artinya menjadi satu, tetapi tidak semua hal harus kamu bagi. Setiap orang masih membutuhkan ruang pribadi untuk dirinya sendiri. Selain itu, pasangan manapun di dunia ini pasti memiliki perbedaan.
Memang tidak mudah menyatukan dua orang menjadi satu kepala. Ini serius, dalam pernikahan pasti ada selisih dan berkelahian. Cara kalian berkelahi akan memiliki dampak yang sangat besar dalam berumah-tangga.
Pasangan yang langgeng usia pernikahannya, tahu kapan dan bagaimana sebaiknya masalah diselesaikan, apakah menggunakan cara sang suami atau sang istri. Satu hal lagi yang tak kalah penting untuk dipahami, pernikahan adalah penyatuan dua keluarga, maka budaya dan kebiasaan calon pasangan harus kamu pahami.
Setiap orang memiliki budaya dan kebiasaan yang ditanamkan oleh keluarganya, termasuk oleh suku dan bangsanya. Pelajarilah budaya itu terutama mengenai sopan santun dan perilaku keseharian.
Keempat, positif. Setiap pasangan mendambakan hubungan yang penuh dengan kebahagiaan. Untuk itu, sebisa mungkin kamu dan pasangan menciptakan sesuatu yang sifatnya positif. Mulai dari pikiran hingga tindakan. Kamu bisa memulainya dengan mendukung kegiatannya atau menyemangatinya saat ia akan melakukan pekerjaan.
2. Menikah itu ada tata caranya. Pelajari dulu hukum-hukum pernikahan di Indonesia baik secara negara maupun agama.
Menikah bukan hanya soal cinta. Sebab manusia diberi kelebihan akal daripada makhluk-makhluk yang lain, menikah pun ada adabnya. Mulai dari lamaran, akad nikah, hingga pesta perkawinan terdapat aturannya sendiri-sendiri.
Aturannya pun terbagi lagi menjadi tiga yaitu secara hukum negara, adat, dan agama. Begitu selesai berikrar dan bersumpah setia maka kamu dan pasanganmu juga akan berganti status dan diakui statusnya oleh negara, masyarakat, dan agama.
3. Sudah semestinya kamu sudah khatam soal seks dan kesehatan reproduksi.
Bukan bermaksud mengangkat hal tabu bagi adat Timur. Bisa dikatakan seks adalah bumbu paling sedap dalam sebuah rumah tangga. Kepuasan seks juga menentukan tingkat keharmonisan pasangan.
Ini bukan tentang teknik atau posisi ketika kalian berhubungan suami istri saja, kesehatan reproduksi juga tidak kalah penting untuk dipelajari. Misalnya bagaimana cara menghitung masa subur.
Pasangan yang baru saja menikah biasanya memiliki target akan segera punya anak atau tidak. Untuk mewujudkan rencana itu kamu wajib tahu bagaimana cara menghitung masa subur.
4. Pandai-pandai menyeimbangkan waktu, antara karir dan keluarga.
Usai berkeluarga fokus hidupmu akan terbelah. Kamu tidak bisa mementingkan dirimu seorang, seperti pendidikan jenjang tinggi atau peningkatan karir. Tanggung jawabmu bertambah satu, yaitu keluarga tercinta.
Peranmu akan bertambah, sehingga kamu harus paham betul bagaimana cara membagi waktu. Selain istri atau suami dan menantu, kamu juga masih menjadi seorang hamba Tuhan, anak dari orang tuamu, teman dan segera akan menjadi seorang Ayah dan Ibu.
5. Pelajari cara mengatur keuangan agar tidak besar pasak daripada tiang.
Kebutuhan setelah menikah akan semakin bertambah. Segala pengeluaran akan bertambah dua kali lebih banyak. Jika telah hadir anak-anak, pengeluaran bisa membengkak hingga 3, 4, 5 kali lipat. Kamu harus berpikir jauh ke depan dan mulai berinvestasi untuk memenuhi kebutuhan hidup jangka panjang.
Jangan hanya karena mengedepankan gengsi di awal, kamu heboh merayakan hari pernikahan. Menyiapkan undangan yang mewah, membuat acara pernikahan yang megah, sehingga menyedot banyak dana.
Padahal, efek acara pernikahan tak seberapa besar pada kehidupan pernikahanmu. Buatlah dengan bijak semua rencana pernikahanmu. Asalkan poin penting pernikahan sudah kamu lakukan, maka bermewah-mewah itu tidak perlu.
Sah menjadi suami istri secara negara maupun agama dan mengabarkan resminya hubungan kalian kepada kerabat, tetangga, dan teman lewat syukuran sederhana sudah cukup.
6. Teknik dasar memasak serta keterampilan mencuci, menyeterika, hingga bersih-bersih rumah seharusnya dikuasai oleh kedua calon suami-istri.
Ini bukan hanya untuk perempuan! Sebelum menikah kamu wajib tahu cara memasak air, nasi, mengupas buah dan lainnya. Juga mencuci baju kotor, menyetrikanya, dan berbagai keterampilan rumah tangga lainnya.
Sebab, kamu tidak pernah tahu kondisi terburuk bisa saja menerpa kehidupan rumah tanggamu. Setelah menikah mungkin saja akan ada keadaan ketika kamu tidak bisa lagi punya pembantu atau salah satu di antara kalian tiba-tiba terserang penyakit. Kerjasama di antara kalian berdua sangat diperlukan.
7. Jangan ketinggalan, kamu harus tahu cara mengasuh anak
Tujuan utama bagi banyak pasangan yang menikah adalah memiliki anak. Saat kalian akhirnya mendapat rezeki besar yaitu lahirnya anak-anakmu ke dunia, merekalah tanggung jawab terbesarmu.
Bukan sekedar tercukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papannya saja, tetapi kamu juga dituntut mampu mendidik akhlaknya. Teknik parenting yang kamu terapkan akan menentukan akan jadi seperti apa anak-anakmu kelak.
8. Pelajari banyak-banyak DIY project
Do it yourself, merupakan kalimat lain dari mendaur ulang barang bekas. Keterampilan ini sangat penting untuk menghemat pengeluaran kamu di saat jumlahnya semakin membengkak. Kini ada banyak tutorial DIY di internet, kamu bisa pilih sesuai kebutuhan.
9. Pandai-pandai bersyukur dan tahu cara mencintainya berkali-kali
Pepatah kita mengatakan, rumput tetangga selalu lebih hijau. Terlebih di era teknologi seperti sekarang, orang-orang berlomba memperlihatkan kebahagiannya di berbagai media sosial. Padahal belum tentu kebahagiaan itu nyata.
Jika tidak pandai mensyukuri apa yang kamu punya, niscaya kamu akan terus-menerus terbakar api cemburu. Jika sudah demikian, kamu akan mudah marah dan melampiaskan amarahmu kepada pasanganmu.
Bisa jadi itu juga terjadi karena kamu merasa bosan. Menikah memang keputusan maha berat. Kamu berjanji untuk selalu bertatap muka dengan orang yang sama sepanjang hidup. Oleh karena itu, kamu harus jatuh cinta berkali-kali kepada orang sama sepanjang hari, sepanjang tahun, hingga ajal menjemput.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar