Senin, 09 Desember 2013

Tattoo and Lifestyle

TATTOO SEBAGAI SUB-CULTURE POP ART ADALAH MERUPAKAN BENTUK EKSPRESI DAN TIDAK LAGI MEMILIKI NILAI TINGGI TERHADAP PEMILIK TATTOO. PERGESERAN INI TENTUNYA DISEBABKAN JUGA OLEH MODERNITAS DARI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT YANG TERUS BERKEMBANG SEHINGGA TATTOO TIDAK LAGI MENJADI SIMBOL-SIMBOL PRAGMATIS.
e7f9a05012a2472bbe52b0d9cc7e87a6
Pada era 90-an hingga awal tahun 2000, selama 1 dekade, di Amerika, Australia, Eropa dan Jepang , tattoo menjadi bagian dari sub-culture dari popular art. Tatto menjadi bagian dari gaya hidup barat dari usia remaja hingga dewasa. Bahkan, produsen boneka besar seperti Mattel menyematkan tattoo pada boneka barbie-nya.
Di Amerika, terdapat 7 kota sebagai komunitas tattoo terbesar yaitu San Fransisco, Austin, Portland, Flint, Richmond, Las Vegas dan Miami. Ke-7 kota tersebut adalah tempat tujuan utama penggemar tattoo dari seluruh dunia.
Jika pada awal munculnya tattoo adalah ditujukan untuk hal-hal religius, magic dan juga sebagai simbol kehormatan dan derajat hidup, maka pada zaman sekarang tattoo digunakan sebagai ekspresi, eksistensi dan seni. Nilai-nilai yang diangkat adalah nilai artistik-nya Bagi para pemakai tattoo, tattoo menjadi bagian yang penting dalam mengaktualisasi diri. Tattoo menjadi suatu trend, lifstyle dan mungkin juga gengsi. Semua dikembalikan dari apa tujuan men-tattoo.
Fakta baru tentang Tattoo
Di Jepang, baru-baru ini muncul pelarangan terhadap tattoo bagi pekerja-pekerja di Osaka. Peraturan ini dikeluarkan pada 6 juni 2012 oleh Osaka’s Ethical Code karena tattoo dinilai sangat identik dengan Yakuza (organisasi kriminal di Jepang). Bagi pekerja-pekerja yang mempunyai tattoo, diharuskan menutupi atau menghapusnya. Peraturan ini diumumkan oleh Walikota Osaka Toru Hashimoto dan langsung diadakan inspeksi teradap pejabat-pejabat pemerintah yang memiliki tattoo ditubuhnya dan diinstruksikan untuk menghapusnya.

Di Jepang, pelarangan tattoo muncul dari pemerintah, sementara fakta menarik dari Amerika justru sebaliknya, kesadaran untuk menghapus tattoo ini muncul dari ruang lingkup masyarakat itu sendiri. Pemicunya lebih pada karena alasan edukasi, yaitu ketika mereka men-tattoo tubuhnya pada usia 18-24 tahun belum memikirkan bagaimana jika anak-anak mereka nanti melihat tattoo mereka? apa pandangan sang anak terhadap orang tua-nya yang ber-tattoo?

Selain alasan di atas, beberapa sumber dari Tattoo Removal Clinnic di Washington mengatakan, bahwa pasien-pasien yang datang dan ingin dihapus tattoo-nya memiliki alasan karir. Tattoo yang mereka buat pada masa muda ternyata membuat karir mereka terhambat. Sebuah fakta yang menarik bukan?
Nilai-nilai apa yang bisa diambil dari fakta baru soal tattoo tersebut? bahwa tujuan seseorang memiliki tattoo akan menentukan kelanjutan hidup dari orang tersebut. Jika Anda  memang niat berkarir dibidang entertain, tentu tidak perlu khawatir dengan tattoo yang dimiliki, tapi bagaimana jika karir yang akan dijalaninya ternyata hanya karyawan biasa? terlibat dalam suatu komunitas bisnis yang konservatif yang mengharuskan patuh pada banyak peraturan?

Lifestyle adalah bagian dari bagaimana kita mengisi hidup kita dengan sesuatu yang unik, tetapi keunikan itu haruslah menjadi sesuatu yang positif . Tattoo, adalah karya seni yang spektakuler, ilmu rajah ini secara teknikal memiliki tingkat kesulitan paling tinggi dibanding seni menggambar yang lain. Berkembangnya peminat terhadap seni tattoo ini menunjukan mulai terbukaanya masyarakat terhadap seni tattoo yang kini menjadi bagian dari fashion.

Tidak ada komentar:

The Hope

Take a break for a while from wrong life

Skip Away . . .

God Never bring me this so far just to leave me alone