Minggu, 06 November 2011

hati2 terhadap pesulap di depan anda

Ketika menonton sulap, semakin keras Anda mencoba untuk memperhatikan jari-jari kilat pesulapnya, maka akan semakin mudah Anda tertipu. Ini bukan kebetulan. Ketika Anda akan mepelajari “Permainan Otak,” sebuah seri baru pada National Geographic Channel yang menggambarkan mukjizat kecil serta memerlukan perhatian dan pembentukan memori kenangan, otak berjalan dengan daya 12 Watt atau sekitar sepertiga dari jumlah yang digunakan oleh sebuah bola lampu kulkas. Daya yang terbatas semacam itu membuat kita sangat rentan terhadap tipuan karena hanya memungkinkan kita untuk berkonsentrasi pada satu hal dalam suatu waktu. Pesulap menggunakan pemikiran tunggal untuk menciptakan efek yang besar. Otak memiliki dua jenis perhatian. Pertama, “top-down” atau keputusan untuk memperhatikan, yaitu apa yang Anda gunakan ketika Anda memutuskan untuk terfokus pada stimulus atau tugas. Perhatian top-down dikendalikan oleh bagian otak yang disebut korteks prefrontal. Kedua, “bottom-up” atau keterkejutan ketika kita cepat mengalihkan fokus ke stimulus yang tak terduga, seperti telepon berdering. Ini adalah respon sistem yang dikontrol oleh daerah otak yang disebut korteks sensorik. Pesulap menipu Anda dengan menguasai kedua bentuk perhatian tersebut. Dalam “Permainan Otak”, seorang seniman sulap tangan bernama Apollo Robbins, yang pernah mendampingi mantan Presiden Jimmy Carter, mengatakan, “Mengganggu orang bisa sangat sederhana.” Robbins menggunakan “gangguan top-down” dengan cara mengajak orang untuk terfokus pada kata-kata dan tindakannya. Dengan menghibur, ia menuntut perhatian. Sementara itu, ia diam-diam mengambil jam tangan atau syal mereka. “Jika saya harus mencuri dari tempat yang sulit, saya menggunakan strategi perhatian ‘bottom-up’ untuk mengarahkan fokus,” kata Robbins. Bertepuk tangan keras, gerakan mendadak, atau melambaikan sendok di udara, merupakan contoh strategi tersebut. Anda mungkin berpikir bahwa Anda tidak akan dijatuhkan oleh strategi sederhana seperti itu karena mungkin menganggap diri Anda multitasker [memperhatikan beberapa hal sekaligus]. Namun, menurut para ahli, multitasking adalah ilusi. “Kenyataannya, kita hanya dapat memproses satu hal pada suatu waktu. Kita adalah prosesor seri yang efektif,’” kata David Strayer, seorang psikolog yang melakukan penelitian terhadap perhatian di University of Utah. “Ketika kita mencoba melakukan multitasking, kita hanya beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya.” Terlepas dari kenyataan jika scan otak menunjukkan bahwa kita hanya bisa fokus pada satu hal dalam suatu waktu, Strayer menjelaskan, orang sering memiliki ilusi bahwa mereka menyeimbangkan semua tugas yang sama dan berkinerja baik pada semuanya. “Anda menjadi buta terhadap kinerja Anda sendiri yang terganggu.

12 mitos tentang Kondom

Masih banyak orang yang enggan menggunakan kondom karena alasan yang sebenarnya hanyalah mitos. Padahal kondom bisa mencegah penularan penyakit menular seksual (PMS) jika salah satu ada yang tak sehat. Kondom adalah alat pelindung saat berhubungan seks yang terbuat dari bahan karet seperti lateks atau poliuretan yang salah satu ujungnya terbuka. Kondom digunakan untuk melindungi orang dari penyakit menular seksual (sexually transmitted disease/STD) seperti AIDS, syphilis dan lainnya. Selain itu juga membantu pasangan untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Seperti dilansir dari GeniusBeauty, Selasa (11/5/2010), berikut 12 mitos tentang penggunaan kondom: 1. Membeli kondom itu memalukan Ada beberapa orang yang berpikir seperti itu, membeli kondom adalah hal yang memalukan. Jika Anda malu berkata 'beli kondomnya' kepada penjual, maka Anda dapat membeli kondom di toko swalayan sehingga tak harus malu untuk membelinya. 2. Penularan infeksi atau hamil bisa terjadi bahkan dengan menggunakan kondom Jika Anda menggunakan kondom dengan benar, maka hal itu dapat meminimalkan risiko tertular penyakit menular seksual atau mencegah kehamilan. 3. Kondom harus dibeli kaum pria Logikanya memang yang memakailah yang harus membeli. Tapi pada kenyataannya, lebih dari 35 persen konsumen yang membeli kondom adalah wanita. 4. Menggunakan kondom mempengaruhi kenikmatan Kondom dibuat tipis, elastis dan tahan lama, yang secara praktis tidak menurunkan kenikmatan sama sekali. Selain itu, ada juga kondom yang dilengkapi dengan pelumas terutama dengan bahan dasar air, yang direkomendasikan bagi mereka yang mengalami masalah orgasme. 5. Menggunakan kondom menyakitkan Hampir semua kondom memiliki silikon atau pelumas berbasis air, yang mencegah rasa sakit saat digunakan. Jika Anda mempunyai pengalaman nyeri saat berhubungan seks, maka Anda seharusnya berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seksual, bukan menghubungkan rasa sakit dengan kondom. 6. Seks tanpa kondom lebih sehat karena ada pertukaran hormon Memang benar, melakukan hubungan seks tanpa kondom dapat mengobati depresi pada wanita. Tapi efek negatif seperti kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi atau penyakit menular seksual bisa saja terjadi, dan ini bisa berakibat lebih tidak sehat. 7. Pasangan menikah bisa melakukan hubungan seks tanpa kondom Infeksi virus tidak hanya bisa menular melalui hubungan seks yang bergonta-ganti pasangan, tetapi juga dalam transportasi umum, kolam renang, tempat gym, dan lainnya. Dalam jangka panjang, virus Herpes dapat tiba-tiba 'bangun', yang secara pasif dimiliki oleh hampir setiap organisme. 8. Ada dua ukuran kondom, kecil (Asia) dan besar (negara barat) Kondom dapat dibagi menjadi tiga kelompok tergantung pada ukuran, yaitu 48-50 mm, 51-53 mm, 54-56 mm. Panjang kondom yang khas adalah 19-20 cm. 9. Canggung memberi tahu pasangan bila akan menggunakan kondom Banyak orang berpikir bahwa jika mereka meminta pasangan mereka untuk menggunakan kondom, mereka akan tersinggung. Pada kenyataannya, usulan tersebut adalah perawatan ekstra pada kesehatan pasangannya. Selain itu, ajang pemakaian kondom, bisa dijadikan momen khusus yang akan meningkatkan keharmonisan hubungan. 10. Menggunakan kondom lebih baik dilengkapi dengan krim, pelumas atau gel Hal itu tidak benar. Terlepas dari kenyataan bahwa gel dan krim tertentu dapat menyebabkan gatal-gatal, reaksi alergi atau terbakar, mereka juga mungkin memiliki efek yang dapat merusak lateks dan pelumas kondom. 11. Semua kondom memiliki lubang kecil, sehingga tetap dapat menularkan AIDS Kondom yang memperoleh izin penjualan harus lulus uji hermiticity dan peradangan, yang membuktikan tidak adanya lubang pada kondom. 12. Kondom mengganggu spontanitas seks Jika Anda dan pasangan setuju untuk menggunakan kondom sejak awal, maka itu tidak akan mengganggu spontanitas seks Anda.

The Hope

Take a break for a while from wrong life

Skip Away . . .

God Never bring me this so far just to leave me alone